Langsung ke konten utama

Jarak dan Waktu : Bayu - Chapter 2


Jarak dan Waktu



{Start Iwan2.




            Pagi menjelang siang.
            Bayu, teman Iwan yang seumuran dengan Iwan. Bayu dan Iwan tidak berada di kelas yang sama, namun Bayu selalu membantu Iwan jika ada masalah, begitu juga sebaliknya. Bayu tidak seperti Iwan yang memiliki badan keren, Bayu anak yang berbadan kurus, berkacamata.. Dibalik penampilannya yang sangat culun, dia seorang yang sangat pintar dan cerdik.

Motor 150cc melaju dijalan sempit menuju sekolah. Sekali dua kali hampir menabrak ibu -ibu yang tengah menenteng belanjaan 1 minggu.  Untung saja tidak ada anak anak yang berkeliaran saat itu. Seorang bapak-bapak meneriaki Iwan “WOIII” namun diacuh, begitu fokusnya Iwan untuk segera menuju sekolah.
Motor terparkirkan di depan sekolah. Iwan locat dari motornya dan berlari menuju belakang sekolah.

“WOI BANGSAT, DIMANA KAU HAH!”

Iwan mendengarnya. Dengan licah Iwan bersembunyi didalam semak belukar untuk bersembunyi. Didalam pikiran Iwan saat ini, lebih baik menyusun strategi dahulu sebelum menyerang.

“Yan, gak ada dia.. hilang si Bayu” salah seorang mendatangi orang berteriak kasar tadi.

“enggak enggak enggak.. Aku yakin, dia sini. Kalian cari dia itu sampai dapat.”

Ada 5 orang disini, 4 orang sebagai kacung dan 1 orang yang bernama Ryan boss mereka. Ryan memang terkenal dengan sifat preman nya, namun untuk kali ini sangat aneh. Ryan dkk, tidak pernah menyerang sebelum diserang, apa yang membuat Ryan menyerang Bayu? Apakah Bayu menyerang mereka? Pikiran Iwan masih berkecambuk, selesai sudah.. Hari minggu pagi Iwan diisi oleh emosi.

“BANG RYAN!! AKU DAPAT SI BAYU!!” mereka menemukan Bayu? Ternyata benar, Bayu diseret oleh salah satu kacung Ryan.

“Le-lepas kan aku.. Apa salah aku sama kalian?” terlihat Bayu yang merengek kesakitan, rambutnya di jambak oleh kacung Ryan. Iwan geram.

“Hehe.. Kau gak ada salah apa, Bayu”

“Hah?”

“Ini cuma bisnis” Ryan mengambil ancang ancang meninju dan melayang kan tinju ke Bayu.

BOOOM

Apa yang terjadi? Bayu baik baik saja. Tinju Iwan mendarat tepat di pipi kanan Ryan. Bayu hanya memejamkan mata, tidak ingin merasakan sakit tinju dari Ryan yang pernah menang kejuaraan Taekwondo di Jakarta. Tidak ada siswa disekolah yang mampu menumbangkan Ryan. Ryan mundur dan memberi jarak dengan Iwan.

“Aduh aduh aduh... Gak sangka Wan. Berani juga kau tinju aku” Ryan tersenyum, baginya, Tinju nya tidak ada apa apanya.

“Pergi lah Yan. Bayu tidak ada salah apa apa. Untuk apa kalian kroyok nya?” Iwan berada di posisi siap untuk meninju.

“Kan aku udah bilang, memang. Si Bayu gak ada salah apa-apa, ini cuma bisnis. Buat apa aku dendam sama si cungkring ini. Ya kan kawan kawan?” seluruh teman Ryan tertawa terbahak bahak. Iwan semakin geram.

“Hei, wan. Aku punya rencana” Bayu kembali tegak, tepat di belakang Iwan.

“Apa rencana mu Yu? Kuharap rencana mu bagus. Kita sedang berhadapan dengan orang yang pernah juara Taekwondo se indonesia! Kita sudah pasti babak belur!” bisik Iwan ke Bayu.

“Begini wan.... “ Bayu mulai berbisik ke Iwan. Ryan keheranan melihat tingkah mereka.

“Hei, apa pula yang kalian bisikan tu.. KALIAN BERDUA MAJULAH!” Ryan meluapkan emosinya.

“Baiklah Yan” strategi Bayu telah tersampaikan. Saat nya eksekusi.

“Ayoklah kalian maju.”

“Gini yan, kau kan lihat. Aku dan Bayu sudah pasti kalah. Kalian berlima dan kami berdua sudah pasti kalah. Begini saja, kau dan aku. Kita duel, tanpa bantuan apapun.” Ryan kaget mendengarnya.

“Kau nantang aku Wan?” mata Ryan melotot.

“Iya, aku menantang mu.” mata Iwan lebih mantap menatap Ryan.

“Hehe.. Baiklah. KALIAN! AKU DAN IWAN AKAN TANDING. TIDAK ADA YANG MENGGANGGU!”

Semua teman Ryan diam. Mereka pasti akan bertindak ketika Ryan mulai menyuruh, dan kali ini sesuai rencana Bayu. Bayu tahu, Ryan tidak pernah sekali pun mencurangi pertandingannya, karena Ryan itu adil. Walau Ryan seorang Preman, dia masih seorang atlit Taekwondo yang menjunjung tinggi keadilan.
Bayu mundur dari Iwan. Iwan sudah menyiapkan Tinjunya. Ryan menyiapkan kuda kuda Taekwondonya. Iwan memulai. Tinju diarahkan ke muka Ryan, dan Ryan berhasil menghindar. Berkali kali Iwan mencoba meninju, dan berkali kali juga Ryan berhasil menghindar. Kacung kacung Ryan tertawa kikik melihat Iwan yang gagal mendaratkan tinjunya.
Ryan pun akhirnya mengeluarkan serangannya! Kaki Ryan menyapu kuda kuda Iwan yang tidak pernah mengikuti olahraga dengan serius dan terjatuh. Badan Iwan terhempas ke tanah. Baju putihnya kotor. Ryan mendaratkan tendangannya saat Iwan tengah terjatuh, namun Iwan berhasil menghindar dan kembali berdiri.

“Ku dengar kau menjunjung tinggi keadilan, orang yang tersungkur masih kau babat?” Iwan tersenyum sinis, ia masih menahan rasa sakit akibat tersungkur tadi.

“Memang, tendangan tadi memang untuk membuat mu berdiri haha” kuda kuda Ryan semakin terlihat. Ia menikmati perkelahian ini.

“WAN!!!! CEPAT LAH!!!” teriakan Bayu terdengar jelas. Untuk ke 2 kalinya Ryan kembali kaget

Ryan baru sadar. Tidak ada Bayu saat ia berkelahi dengan Iwan. Tapi, suaranya terdengar jelas. Dimana Bayu?

“Okeh.. Aku nyerah Yan. Kau hebat” dengan cepat Iwan berlari kearah depan sekolah, tempat dia memarkirkan motor.

“BAJINGAN!!” Ryan dkk mengejar Iwan.

Iwan berlari terbirit birit menuju motornya. Seperti rencana Bayu, saat Iwan dan Ryan tengah berkelahi, Bayu menyelip pergi dan menuju ke motor Iwan. Saat Bayu sudah mengarahkan motor ke luar sekolah, saat itu juga dia memberikan tanda ke Iwan. Ryan dkk masih mengejar dibelakang, mereka seperti anak anak yang tengah bermain polisi-polisian. Pikiran Ryan sangat runyam ketika tahu ia berhasil dikibulin oleh Bayu dan Iwan. Kepalan tangan Ryan tidak pernah lepas.

“KAU HIDUPKAN MOTORNYA BAYU!!!” Iwan terlihat, di belakangnya Ryan dan kacungnya tengah mengejar.

“UDAH KU HIDUPKAN INI!!! CEPAT LAH!!” Bayu sudah sedia dengan menahan kopling motor 150cc.

Dengan ligat Iwan menaiki motornya. Bayu yang mengendarai. Cepat cepat Bayu menarik gas motor 150cc.Ryan masih berusaha berlari, tangan Ryan hampir saja menyentuh punggung Iwan. Laju motor tidak sanggup dikejar oleh Ryan meski ia Atlit Taekwondo. Para kacungnya kelelahan akibat kejar kejaran polisi tadi.

“BANGSAT!! AWAS KALIAN!!!”

Motor 150cc kembali kebut dijalan sempit. Terlihat wajah Bayu yang begitu panik. Wajah Iwan menunjukkan kesakitan. Meninggalkan Ryan yang begitu kesal. Bisnisnya berantakan. Namun tidak mengapa, Bayu dan Iwan tidak terluka yang berarti. Hanya Iwan saja yang terjatuh saat terkena sapuan Ryan. Tidak beberapa lama Iwan tertawa mengingat kejadian yang barusan terjadi. Bayu ikut tersenyum mendengar tawa keras Iwan. Rencana Bayu kibulin Ryan berhasil tanpa cacat.

“Mantap memang rencana mu Yu, terbanting aku tadi” tawa Iwan masih menghinggap di sela kata-katanya.

“APA?” Bayu tidak mendengar. Laju motor terlalu cepat.

“MANTAP JIWA RENCANA MU!! KAU TRAKTIR AKU NASI GORENG BREBES!!”

“HAHA AMAN TU.. AKU JUGA BELUM SARAPAN!!” Bayu mulai ikut tertawa

Mereka berdua bersahabat, nyaris tidak ada mampu merusak mereka.


*****

“Kenapa kau begitu.. Aku sudah membagi waktu ku dan kau begitu.” seorang wanita menangis tepat di depan seorang pria.

“Udah lah. Kau selalu menangis, menangis dan menangis. Apa yang kau tangis kan? Biasa saja lah.” Pria itu memarahi perempuan yang tengah menangis.

“Apa kurang ku? Apa yang sudah ku lakukan padamu? Kau pacarku Dit!. Apa tidak bisa kau menghargai ku? Kau berjalan dengan perempuan lain!!”

“Bodoh lah. Gak ada waktu aku buat bahas ini.” pria bernama Adit melangkah pergi, meninggalkan perempuan yang tengah menangis.

Eka. Namanya Eka. Sudah banyak air mata yang mengalir di pipi nya. Pria yang meninggalkan nya adalah pacarnya. Beberapa jam lalu, Eka mendapati Adit tengah berjalan dan berpegangan tangan dengan seorang perempuan. Padahal, Eka dan Adit berpacaran. Mereka mempunyai hubungan, hubungan yang tengah retak, bukan seperti sedia kala. Pikiran memenuhi kepala Eka pada malam itu.
Apa itu Cinta?

Jawaban itu belum ditemukan. Sungguh, apa itu Cinta?.


}end Iwan2.
 
Yaure2K17.


Source IMG : https://kuroiasato.deviantart.com/art/Broken-glasses-118307245



Postingan populer dari blog ini

Jarak dan Waktu : Iwan - Chapter 1

            Tangan memegang erat, jangan lepaskan.             Menatap indah malam penuh bintang, jangan pergi.             Tidak pernah seperti ini sebelumnya, jangan menangis.             2 dunia bertemu, untuk melepas tangis yang menggumpal di dada.             Aku mencintai mu. Dan akan selalu menyayangimu. Jarak dan Waktu {Start Iwan1.             Pagi.             Burung berkicau dengan riang, bagaikan nyanyian pagi untuk menyambut hari baru. Di seberang jalan, secangkir kopi membuat dunia Pak Arman menjadi sangat tenang. Bagaimana tidak, kemarin ia mendapat gaji yang cukup besar atas kerja lembur yang ia kerjakan selama ini. Pak Arman mempunyai profesi sebagai karyawan yang tidak letih untuk bekerja dan bekerja. Ibu Rina (istri pak Arman) hanya bisa geleng kepala melihat suaminya yang giat bekerja. “Ayah?” ibu Rina muncul di balik badan besar pak Arman. “Iya bu? Ada apa?” secangkir kopi yang kini tinggal setengah. “Sayu

a women with yellow dress that i miss about her

Aku terbangun diantara bunga matahari.  Cahaya hangat membangunkan ku, namun tak ada rasa kesal di dada. Aku berdiri melihat sekitar, ini taman bunga matahari. Bau khas yang tidak dapat ku jelaskan membuat ku memegang dada yang semakin lama hangat. Sebuah bangunan tua yang sudah dipenuhi tumbuhan belukar.  Diatasnya bangunan itu, seorang wanita yang tengah menari dengan gaun kuningnya. Aku mengenalnya. Langkah kaki berjalan perlahan kearah bangunan tua, arahnya. Di atas, langkah tari nya berhenti seraya memandang ku. Aku bertepuk tangan. Ku sebut namanya. Wanita gaun kuning hanya tersenyum. "Kemana rasa ledakangan hangat di dada mu itu? Sudah benar-benar mati hati mu?" Katanya pada ku. Aku duduk ditepi bangunan tua. Ia nyusul dan duduk disebelah ku. Aku mencium aroma wangi khasnya. Aku menjelaskan padanya tentang rasa sakit dan kecewa hingga tidak ingin lagi berurusan perasaan. Lelah dan penat, tidak ingin mencari apalagi dicari. Wanita itu berdiri dan menari. Aku

Jarak dan Waktu : Eka - Chapter 3

                Malam, Hujan Rintik.                 Masih dihari yang sama, hari dimana Iwan dan Bayu berhasil kibulin Ryan. Di ujung dunia lainnya, seorang perempuan menangis di balik pintu kamar nya. Pintu terkunci dari dalam. Isak tangis tidak berhenti sejak ia bertemu kekasih hatinya. Adit menghancurkan habis isi hatinya.                 Buku buku berserakan. Lampu kamar tidak menyala. Mengundang tangis Eka untuk terus mengalir tiada henti. Perasaan Eka benar benar runyam. Tidak biasa dijelaskan dengan kata-kata. Ia benar benar mencintai kekasihnya.   Tok tok tok.   “Kak?” dibalik pintu ada adik Eka, Sri.                   Eka tidak menjawab. Terlalu malu baginya untuk menjawab. Dirinya benar-benar berantakan. Kusut .   “Sudah lah kak.. jangan pikirkan dia. Ada banyak laki laki yang lain. Kenapa harus Adit? Dia sudah berkali kali tertangkap basah oleh kakak, tapi kenapa kakak masih memikirkannya? Ayolah lah kak.” Sang adik tak kuasa melihat kakaknya menan