Aku terbangun diantara bunga matahari.
Cahaya hangat membangunkan ku, namun tak ada rasa kesal di dada.
Aku berdiri melihat sekitar, ini taman bunga matahari.
Bau khas yang tidak dapat ku jelaskan membuat ku memegang dada yang semakin lama hangat.
Sebuah bangunan tua yang sudah dipenuhi tumbuhan belukar.
Diatasnya bangunan itu, seorang wanita yang tengah menari dengan gaun kuningnya.
Aku mengenalnya.
Langkah kaki berjalan perlahan kearah bangunan tua, arahnya.
Di atas, langkah tari nya berhenti seraya memandang ku.
Aku bertepuk tangan. Ku sebut namanya.
Wanita gaun kuning hanya tersenyum.
"Kemana rasa ledakangan hangat di dada mu itu? Sudah benar-benar mati hati mu?" Katanya pada ku.
Aku duduk ditepi bangunan tua. Ia nyusul dan duduk disebelah ku. Aku mencium aroma wangi khasnya.
Aku menjelaskan padanya tentang rasa sakit dan kecewa hingga tidak ingin lagi berurusan perasaan. Lelah dan penat, tidak ingin mencari apalagi dicari.
Wanita itu berdiri dan menari. Aku memandangnya. Ia tidak senyum. Sempat ku berpikir, mungkin ia kecewa.
"Apa kau masih mencintai ku?" Katanya tanpa melihat wajah ku.
Dada ku terasa meledak. Perasaan ini sudah lama tidak muncul.
"Sayang sekali, kau hanya wanita mimpi dengan warna yang ku senangi. Warna kau yang senangi" kata ku tanpa melihat.
Wanita itu tidak menjawab apa apa. Aku menatap langit biru yang akan berubah kuning.
Matahari menunjukkan akan tenggelam dan pergi. Aku lama duduk disini memikirkan mengapa perasaan ini begitu mati hingga aku mimpi seperti ini? Perkara cinta membuat ku gila hingga mengurung perasaan yang seharusnya terbang bebas. Sekarang aku tengah lelap dan bermimpi tentang wanita gaun kuning dan taman bunga ini. Menyalahkan diri sendiri.
Wanita gaun kuning berhenti menari.
Ia berjalan menuruni bangunan tua usang.
Aku memanggil namanya.
Ia berhenti dan melihat ku.
Mata ku memandang mata yang sangat ku rindukan dari nya. Hanya di mimpi ini aku bisa melakukannya.
Tatapannya meledakkan isi hati ku yang hangat. Rasa yang kurindukan.
"Jatuh cinta lah." Katanya.
Aku tidak terkejut dengan kata kata nya. Ia menatap dalam mata ku. Lalu pergi.
Aku melihatnya pergi. Kurasa, tak akan kembali.
Komentar
Posting Komentar