Langsung ke konten utama

Postingan

a women with yellow dress that i miss about her

Aku terbangun diantara bunga matahari.  Cahaya hangat membangunkan ku, namun tak ada rasa kesal di dada. Aku berdiri melihat sekitar, ini taman bunga matahari. Bau khas yang tidak dapat ku jelaskan membuat ku memegang dada yang semakin lama hangat. Sebuah bangunan tua yang sudah dipenuhi tumbuhan belukar.  Diatasnya bangunan itu, seorang wanita yang tengah menari dengan gaun kuningnya. Aku mengenalnya. Langkah kaki berjalan perlahan kearah bangunan tua, arahnya. Di atas, langkah tari nya berhenti seraya memandang ku. Aku bertepuk tangan. Ku sebut namanya. Wanita gaun kuning hanya tersenyum. "Kemana rasa ledakangan hangat di dada mu itu? Sudah benar-benar mati hati mu?" Katanya pada ku. Aku duduk ditepi bangunan tua. Ia nyusul dan duduk disebelah ku. Aku mencium aroma wangi khasnya. Aku menjelaskan padanya tentang rasa sakit dan kecewa hingga tidak ingin lagi berurusan perasaan. Lelah dan penat, tidak ingin mencari apalagi dicari. Wanita itu berdiri dan menari. Aku
Postingan terbaru

Jarak dan Waktu : Riani dan Novi - Chapter 4

        Menjelang siang. Rasa amarah Riani sudah mencapai puncak. “Ini tidak bisa dibiarkan” begitu isi benak Riani yang tengah berlari di koridor sekolah. Riani tidak kuasa melihat sahabatnya yang kerap menangis oleh Adit. Ini adalah kesempatan yang tepat untuk memberi Adit pelajaran. Tidak perlu waktu yang lama untuk menemukan Adit. Terlihat jelas di sebuah kelas yang ramai orang banyak. Ada yang berteriak “Ciee” hingga “So Sweet”. Riani menerobos kerumunan bahkan hingga mendorong dengan keras untuk mencapai Adit. “Adit!!!” Teriak Riani. Seisih kerumunan dalam kelas terdiam. Semua mata tertuju pada Riani yang menunjukkan wajah yang murka. Tidak ada yang berani pada Riani. Adit yang saat itu tengah memeluk seorang perempuan, kaget dan melepas pelukkannya. “Apa maksud kau, hah?! Kau memacari teman ku dan kini kau menyatakan perasaan ke perempuan ini?! Apa kau ini? Selingkuh terbuka?” teriak Riani ke Adit. Adit terdiam. Begitu pula Perempuan yang tadi dipeluknya. Seakan mere

Jarak dan Waktu : Eka - Chapter 3

                Malam, Hujan Rintik.                 Masih dihari yang sama, hari dimana Iwan dan Bayu berhasil kibulin Ryan. Di ujung dunia lainnya, seorang perempuan menangis di balik pintu kamar nya. Pintu terkunci dari dalam. Isak tangis tidak berhenti sejak ia bertemu kekasih hatinya. Adit menghancurkan habis isi hatinya.                 Buku buku berserakan. Lampu kamar tidak menyala. Mengundang tangis Eka untuk terus mengalir tiada henti. Perasaan Eka benar benar runyam. Tidak biasa dijelaskan dengan kata-kata. Ia benar benar mencintai kekasihnya.   Tok tok tok.   “Kak?” dibalik pintu ada adik Eka, Sri.                   Eka tidak menjawab. Terlalu malu baginya untuk menjawab. Dirinya benar-benar berantakan. Kusut .   “Sudah lah kak.. jangan pikirkan dia. Ada banyak laki laki yang lain. Kenapa harus Adit? Dia sudah berkali kali tertangkap basah oleh kakak, tapi kenapa kakak masih memikirkannya? Ayolah lah kak.” Sang adik tak kuasa melihat kakaknya menan